Categories
Neurosains

Membentuk/Merubah Keyakinan atau Kebiasaan

Untuk merubah atau membentuk keyakinan atau kebiasaan baru, Anda perlu keberanian untuk mengambil resiko melakukan hal-hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Sama halnya dengan berkendaraan ke kantor, jika Anda memilih jalur yang selalu berbeda tentunya diri Anda menjadi semakin fleksibel dan jalur-jalur neuron dalam otak Anda akan terbentuk dan berkembang.

Latihan…

Baiklah, sekarang saya minta Anda untuk melipat tangan Anda di-dada (sedakep dalam bahasa Jawa-nya), gak usah pake mikir langsung bersedekap saja. Perhatikan letak lengan kanan dan kiri Anda, sekarang silahkan dibalik. Bagaimana susah? Jadi gak nyaman? Itu tandanya, jalur-jalur neuron untuk kebiasaan bersedekap Anda belum terbentuk sepenuhnya. Sehingga kalo Anda membiasakan dengan bersedekap model baru, makin lama makin sering Anda akan makin nyaman. Ya karena jalur-jalur neuron yang baru sudah terbentuk, Anda punya kebiasaan baru!

Dengan cara yang sama, kita bisa mengembangkan cara berpikir yang berbeda. Cara berpikir yang baru untuk pendekatan situasi atau kondisi atau kejadian yang sama. Misalnya, kebiasaan membaca buku, awalnya memang malas-malasan, tetapi karena Anda begitu semangat untuk ‘memaksa’-kan diri membaca, akhirnya membaca menjadi kebiasaan. Kira-kira, secara umum, butuh waktu 21 hari untuk membiasakan kebiasaan baru dan jalur-jalur neuron yang baru mulai terbentuk. Gampang khan? Gitu aja kok repot…

Sumber:

  • Burn, Gillian, 2005, THE NLP POCKETBOOK, Management Pocketbooks Ltd.
Categories
buku Neurosains

Selingan: Artikel2 motivasi dari The Journal untuk Anda!

Sengaja masih di artikel SELINGAN, akan saya berikan beberapa ringkasan artikel yang bisa Anda baca melalui website motivasi saya “Agfi’s The Journal” (klik)…

  • Belajar dari Jam Dinding yang Lemot
    Apa yang bisa kita pelajari dari sebuah jam dinding yang lemot? Apa maksudnya lemot (lambat)? Mengapa kita bisa belajar dari jam dinding tersebut? Temukan jawabannya disini.
  • Alloh sebenarnya sudah mengabulkan doa kita, tetapi…
    Ya tetapi kenapa? Apa yang terjadi? Pernahkah Anda merasa sudah sekian banyak, sekian lama berdoa, berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun kok (kelihatannya) gak ada jawaban? Coba bacalah artikel ini, siapa tahu ini memang sudah rencana Alloh untuk Anda…
  • Increase abundance by serving others.
    One of the most powerful ways to increase the abundance in your own life is by giving to others. Though it may seem like a contradiction, the more you give away the more you’ll have. How is this possible? If you give everything you have, doesn’t that leave you with nothing? How does the act of giving create a return? Find out here.
  • Jangan takut gagal!
    Takut gagal itu normal untuk setiap manusia yang ada di muka bumi ini. Bagaimana Anda mengatasi rasa takut gagal akan menentukan faktor antara kegagalan dan kesuksesan. Ada 5 (lima) pedoman, silahkan temukan disini.
  • Berani bermimpi!
    Untuk mencapai kesuksesan, Anda harus punya mimpi dan cita-cita. Jujurlah kepada diri Anda sendiri, ingin jadi apakah Anda dan apa yang bisa Anda berikan dalam kehidupan Anda. Biarkan pikiran Anda bermimpi dan berpikir besar! Temukan beberapa pesan-pesan luar biasa dari orang-orang sukses di dunia hanya disini.
  • Jangan Mudah Menyerah – Jangan Mudah Berputus Asa!
    Untuk mencapai kesuksesan, Anda harus tekun dan gigih. Anda ingat dengan Thomas Alpha Edison, si penemu lampu pijar? Dia melakukan percobaan 10.000 kali sebelum menemukan lampu pijar seperti saat ini. Gunakan kata-kata “Aku pasti bisa” daripada “Bisakah Aku?”. Tetaplah bekerja keras dan janganlah mudah berputus asa walaupun proses telah berubah menjadi tantangan. Temukan tip-tip motivasi bengkit dari kegagalan disini.
  • Your 7-days program to self-improvement.
    There are many ways to lose your sense of self-esteem despite of how trivial it could get. But whatever happens, we should all try not to lose our own sense of self. So what does it take to be a cut above the rest? Here are some of the things you can think and improve on that should be enough for a week. Find out here.
  • Pelajaran dari Laptop yang Error!
    pagi-pagi seperti biasa mencoba untuk mengerjakan sesuatu yang bisa dikerjakan dengan laptop-ku… waduch… something’s happen to my laptop… macet…! error euy!! aku coba untuk melakukan restart tetapi tetap macet… aku coba untuk melakukan instalasi win-xp ulang gak jalan… pake linux fedora… juga gak jalan pake linux mandrake… eh malah jalan… Ikuti kisah selanjutnya hanya di The Journal.
  • Refleksi Tahun 2007.
    Alhamdulillahirobbil’alamin! Banyak hal yang aku alami di tahun 2007, banyak hal yang bisa aku ambil hikmah dan pelajarannya, di tahun 2007 inilah terjadi perubahan-perubahan yang cukup signifikan. Aku semakin memahami ternyata dalam Islam, hukum-hukum Alloh mengenai kekuatan pikiran, kekuatan semesta, kekuatan daya-tarik, kekuatan cinta dan lain sebagainya sudah diekspos secara lebih mendalam dalam lebih hakiki. Refelksi lengkap ada di The Journal.
  • Waspadalah dengan Pikiran Kotor!
    Ada apa dengan pikiran kotor? Apa maksud dari pikiran kotor? Mengapa kita harus mewaspadinya? Ikuti penjelasan lebih lanjut di The Journal.
  • Pelajaran dari Dompet yang (nyaris) hilang!
    Selepas nonton film bareng2 sekeluarga aku kehilangan dompet….! sampe aku berkata “kok nasibku kayak gini ya…!” nach ini bentuk thinking negatively! karena sudah terbiasa menepis pikiran negatif, langsung aku tapis dan berdoa… dengan penuh kepasrahan dan keyakinan…
    Kisah selanjutnya ada di The Journal.
  • Ada “Dementor” beneran nich! Hiii….
    Buat para penggemar serial Harry Potter pasti tau tentang Dementor. Atau dengan kata lain, Dementor punya kemampuan menyedot semangat hidup manusia sampe bisa jadi putus asa. Lantas “Dementor” yang beneran yang gimana nich… temukan jawaban dan kisah selanjutnya disini.
  • Kekuatan D.U.I.T
    Apalagi nich? D.U.I.T atau DUIT? Ya jelas sangat berbeda donk? Mau Tahu penjelasan lengkapnya? Ya baca saja di The Journal.
  • Aplikasi D.U.I.T: Hutang sejuta rupiah!
    Walah apalagi nich? Gimana caranya euy? Udah dech baca ceritanya dan temukan solusinya disini.
  • Aplikasi D.U.I.T: Doa terkabul seketika!
    No comment silahkan baca sendiri, sangat luar biasa dan dahsyat (kisah nyata seperti artikel sebelumnya)!
  • 100 Hal Kebaikan…!
    Dunia akan terasa sangat indah jika kita bisa mengamalkan 100 kebaikan ini.
  • Masih banyak lagi yang lain, ini hanya sebagian dari beberapa artikel dari tahun 2007 – 2008, yang 2009 juga ada, silahkan tengok dan berikan komentar-komentar Anda di The Journal.

Terima kasih dan semoga bermanfaat!

Categories
Neurosains

Apa itu Neurosains (Neuroscience)??

Tugas dari ilmu neural (neural science) adalah menjelaskan perilaku manusia dari sudut pandang aktivitas yang terjadi di otak. Bagaimana bisa2nya otak yang tersusun dari jutaan sel-sel saraf individuil bisa menghasilkan perilaku dan bagaimana sel-sel ini juga terpengaruh oleh kondisi lingkungan? Mmm sungguh menarik dan menantang!

“The last frontier of the biological sciences–their ultimate challenge–is to understand the biological basis of consciousness and the mental processes by which we perceive, act, learn, and remember.” – Eric Kandel, Principles of Neural science, fourth edition

Neurosains merupakan bidang ilmu yang mengkhususkan pada studi saintifik dari sistem syaraf. Komunitas atau Perkumpulan Neurosains didirikan pada tahun 1969, namun pembelajaran mengenai otak sudah dilakukan sejak lama sekali. Beberapa hal yang dipelajari meliputi struktur, fungsi, sejarah evolusi, pengembangan, genetika, biokimia, fisiologi, farmakologi, informatika, komputasi neurosains dan patologi dari sistem syaraf. Secara tradisionil kelihatan merupakan cabang dari ilmu biologi. Namun, saat ini sudah banyak dilakukan kerjasama penelitian antar bidang ilmu dalam kerangka neurosains, seperti disiplin ilmu psikologi-neuro dan kognitif, ilmu komputer, statistik, fisika dan kedokteran.

Saat ini neurosains sudah melibatkan beberapa eksperimental saintifik sistematik dan investigasi teoritis atas sistem syaraf pusat dan periferal dari organisme biologik. Metodologi empirik yang digunakan oleh para neurosaintis telah berkembang dari analisis biokimia dan genetika dari dinamika sel-sel syaraf individual dan unsur-unsur pokok molekularnya hingga penyajian citra perseptual dan aktivitas motorik dalam otak. Bahkan saat ini sudah dilakukan pemodelan komputasional untuk mendukung neurosains.

Secara umum, neurosains mencakup semua bidang ilmu saintifik yang terkait dengan sistem syaraf. Psikologi, sebagai studi saintifik proses mental, dapat dianggap sebagai sub-bidang neurosains, walaupun beberapa teoris pikiran/tubuh tidak setuju dengan hal ini – menurut mereka, psikologi adalah studi proses-proses mental yang dapat dimodelkan dengan berbagai macam prinsip-prinsip dan teori-teori abstrak, seperti psikologi perilaku dan kognitif tradisional, dan itu tidak berhubungan dengan proses-proses syaraf. Istilah neurobiologi kadang dipakau sebagai ganti dari neurosains, walaupun istilah yang pertama merujuk pada biologi-nya sistem syaraf.

Neurolog dan Psikiater merupakan bidang khusus kedokteran yang secara spesifik mempelajari penyakit pada sistem syaraf. Istilah ini merujuk pada disiplin klinik yang menyangkut diagnosa dan perawatan dari penyakit ini. Neurologi berkaitan dengan penyakit dari sistem syaraf pusat dan periferal seperti ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis) dan stroke, sedangkan Psikiater fokus pada penyakit mental. Batasan antara kedua semakin kabur hingga sat ini dan dokter spesialis salah satunya sering mendapatkan pelatihan keduanya. Neurolog dan Psikiater banyak dipengaruhi oleh riset-riset dasar neurosains.

Berbagai tema-tema penelitian Neurosains (Beberapa diambil dari http://www.northwestern.edu/nuin/fac/index.htm):

  • Behavior/Cognition/Language
  • Biological Rhythms
  • Brain Imaging or neuroimaging
  • Cell Biology
  • Cell Imaging & Electrophysiology
  • Computational neuroscience
  • Development
  • Hearing Sciences
  • Language
  • Learning/Memory
  • Mechanisms of Drug Action
  • Molecular Neuroscience
  • Motor Control
  • Neurobiology of Disease
  • Neuroethology
  • Neuroendocrinology
  • Neuroimmunology
  • Signal transduction
  • Systems Neuroscience
  • Universal Grammar
  • Vision Sciences
  • Neurobiology of the neuron
  • Sensation and perception
  • Sleep
  • Autonomic systems and homeostasis
  • Arousal, attention and emotion
  • Genetics of the nervous system
  • Injury of the nervous systems

Beberapa buku teks yang bisa digunakan untuk mempelajari Neurosains:

  • Bear, M.F., B.W. Connors dan M.A. Paradiso, 2001, Neuroscience: Exploring the Brain. Baltimore: Lippincott. ISBN 0-7817-3944-6.
  • Kandel, ER, Schwartz JH dan Jessell TM, 2000, Principles of Neural Science (4th ed. ed.). New York: McGraw-Hill. ISBN 0-8385-7701-6.
  • Squire, L. dkk, 2003, Fundamental Neuroscience, 2nd edition. Academic Press; ISBN 0-12-660303-0
  • Byrne dan Roberts, 2004, From Molecules to Networks. Academic Press; ISBN 0-12-148660-5
  • Sanes, Reh dan Harris, 2005, Development of the Nervous System, 2nd edition. Academic Press; ISBN 0-12-618621-9
  • Siegel dkk, 2005, Basic Neurochemistry, 7th edition. Academic Press; ISBN 0-12-088397-X
  • Rieke, F. dkk, 1999, Spikes: Exploring the Neural Code. The MIT Press; Reprint edition ISBN 0-262-68108-0

Informasi online:

  • Intro to Neuroscience (http://azintaria.freespaces.com/index.htm) – Smith College Spring 2005
Categories
Neurosains

Cara Kerja Otak: Mengapa hasil Seminar Motivasi tidak bertahan lama?

Change your thoughts and you change your world. – Norman Vincent Peale

Every moment is a gift, when we stay open to what is appearing now. – Janet & Chris Attwood

When you are clear, what you want will show up in your life, and only to the extent you are clear. – Janet & Chris Attwood

Saat ini marak sekali buku-buku swa-bantu (self-help) maupun seminar-seminar motivasi yang beredar di negara kita tercinta ini, mulai dari pake NLP, Hypnosis, Mind Power dan lain sebagainya. Bahkan buku-buku atau seminar-seminar tersebut menggunakan embel-embel Magnet Uang, Peternakan Uang, Uang mengejar Anda dan masih banyak lagi, tapi mengapa kok gak sukses-sukses ya? Kok semangat-nya cepet padam, 3 hari, 1minggu, 2 minggu langsung pet?? Wis bubar, selesai, finish…

Kali ini akan saya coba menerangkan dari sisi pendapat yang dikemukakan oleh Dr Andrew Newberg dan Mark Waldman dari Pensylvania Univeristy, Study Center of Spirituality and Mind…

Ketika kita memperkenalkan sebuah gagasan baru ke dalam otak kita, maka akan terjadi kebingungan dan ketidaksesuaian yang menarik pada awalnya. Ini mungkin terasa tidak nyaman. Otak belum tentu menyukai gagasan baru, terutama jika gagasan itu bertentangan dengan keyakinan lama yang telah Anda pegang sejak lama. Jadi, jika Anda menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menanamkan harga diri yang rendah dan secara tiba-tiba Anda memutuskan untuk memperkenalkan gagasan bahwa Anda adalah seseorang yang benar-benar mengagumkan, dua sirkuit otak pasti saling berkompetisi: kenangan lama dan gagasan baru!

Ketika sesuatu yang baru masuk, otak memasuki mode waspada (-lah), Amygdala seakan-akan berkata, “Bangunlah, perhatikan nich, ada sesuatu yang lain/berbeda terjadi di dalam tubuh saya. Apakah ini aman atau bahaya ya?” Orang-orang perlu menyaring masa ketidaknyamanan ini pada waktu mereka menyesuaikan kembali hidup mereka dengan gairah hidup mereka.

Satu temuan neurologis yang sangat menarik menunjukkan bahwa Anda hanya dapat menyimpan kira-kira tujuh bagian besar informasi dalam kesadaran pada satu saat. Ketika informasi lain masuk, otak menyaring keluar unsur-unsur yang dianggapnya tidak penting. Jadi, jika Anda mencoba berpegang pada terlalu banyak gagasan, hasrat, atau tujuan pada suatu saat, otak seakan-akan berkata, “Ini terlalu banyak euy! Saya hanya dapat fokus pada sebagian informasi itu…”

Keterangan sekedarnya (supaya singkat, padat dan jelas)

  • Demikianlah secara ilmiah sudah jelas dari pernyataan Newberg dan Waldman tersebut bahwasanya wajar saja jika seminar-seminar motivasi hanya membuat pesertanya tidak bisa bertahan lama motivasi atau semangatnya, lha wong yang dimasukkan 90% adalah gagasan-gagasan baru langsung dech ketemu langsung dengan gagasan-gagasan lama yang sudah mengakar kuat (banget);
  • Lantas bagaimana? Sebagaimana saran Newberg dan Waldman, Anda harus menuliskan dan memvisualisasikan gagasan-gagasan baru dengan penuh emosi (emosi positif maksudnya, bukan sambil marah-marah) dan sesuai dengan gairah hidup Anda, agar lebih kuat dampak perubahan gagasan-gagasan baru-nya (kapan-kapan akan saya ulas sekalian 6 langkah NAC (Neuro Associated Conditioning)-nya Anthony Robbins terkait dengan masalah ini, Insya Alloh);
  • Nah ada ungkapan bagus dari  Janet dan Chris Atwood, “Ketika Anda Jelas, apa yang Anda inginkan akan jelas terlihat dalam hidup Anda, dan hanya sampai sejauh Anda jelas melihatnya“. Jadi kuncinya adalah Become CLEAR! (gak hubungannya dengan salah satu produk shampoo). Maksudnya Anda harus jelas, apa yang sebenarnya Anda inginkan – terkait dengan gairah hidup Anda donk. Kalo gak tahu, gimana kita bisa tahu kalo sudah dapet apa yang kita inginkan?? Iya gak? Ini terkait dengan pemrograman pikiran;
  • Nah kalo tentang pemrograman pikiran (lebih tepatnya pandangan atau keyakinan hidup yang tersimpan ketat dalam pikiran) dijelaskan oleh Gunawan dan Setyono, “Sejak lahir kita telah mulai mendapat program, terutama dari orangtua kita. Apapun yang kita alami selama proses pertumbuhan dan perkembangan kita merupakan proses pemrograman yang tanpa kita sadari membentuk diri kita hingga saat ini“. Nah tu berabe khan…?
  • Nah sekarang kalo mo memasukkan gagasan2 baru untuk mengubah perilaku kita, sebaiknya jangan banyak2, lima aja sudah cukup, cari yang paling penting dan prioritas tinggi donk… Sesuaikan dengan gairah hidup Anda (your Life Passion), bisa khan? Selamat mencoba semoga berhasil, sukses, amin!
  • Jadi rumusnya: gagasan-gagasan baru + gairah hidup + komitmen = motivasi dan sukses tahan lama, Insya Alloh! Oya kenapa ada komitmen? Ya iyalah mosok punya gagasan yang sejalan dengan gairah hidup kok gak bisa komitmen, ya mestinya akan komitmen secara otomatis, iya khan?

Sumber:

Bingung, mo tanya2, silahkan saja pake form komentar atau sms/call 08886931260, semoga bermanfaat..

Categories
Neurosains

Cara Kerja Otak – Gairah, Tahu Apa yang Anda inginkan!

Otak sangat senang ketika Anda terfokus pada apa yang Anda senangi. Semakin Anda berfokus pada apa yang benar-benar Anda senangi dan inginkan, volumenya akan menjadi berkurang di bagian-bagian sistem limbik dimana emosi destruktif berupa ketakutan, kemarahan, depresi dan kecemasan dikendalikan. Ini memungkinkan Anda untuk berpikir secara lebih jelas.

Anda juga meningkatkan volume di bagian-bagian lain dari sistem limbik yang menghasilkan emosi positif. Jika ini terjadi, Anda melepaskan dopamin, endorfin dan berbagai hormon pengurang stress dan neurotransmiter. Semakin Anda berfokus pada apa yang benar-benar Anda senangi, kemungkinannya Anda akan semakin sehat dan Anda akan semakin merasakan pengaruh positif dari neurochemical dalam tubuh dan pikiran Anda.

Anda sebenarnya mendapatkan keuntungan ganda. Anda mengalami penurunan dalam emosi-emosi negatif dan peningkatan dalam emosi-emosi positif ketika Anda menyesuaikan diri Anda dengan apa yang Anda yakini paling penting bagi Anda.

Ini adalah pernyataan dari…

Dr. Andrew Newberg (info) & Mark Robert Waldman
Ahli Neurosains di University of Pensylvania’s Center for Spirituality and The Mind
(mereka berdua menulis sebuah buku fenomenal “Born to Believe“)

Komentar saya…

  • Untuk contoh nyata, Anda bisa belajar dari bu Sumirah, gairah beliau adalah membantu anak-anak yatim agar mendapatkan kehidupan dan pendidikan yang layak. Konsep Dr. Andre, secara ilmiah, bekerja sepenuhnya atas Ijin-Nya juga.
  • Anda juga bisa merenungkan bahwa Hidup ini adalah Anugerah, sebelum Anda melewati hari-hari Anda dengan kekecewaan-kekecewaan. Saya juga membahas tentang kekuatan DUIT dengan iringan gairah hidup, salah satunya untuk mencari ridlo-Nya semata…
  • Dan kita-pun juga harus siap dengan Doa yang pasti dikabulkan-Nya, walaupun bungkusnya tidak seindah yang kita bayangkan…

Semoga bermanfaat…

Categories
Neurosains

Efek Placebo: Tidak Semuanya ada di Kepala Anda

Untuk membantu pemasaran obat-obatan, perusahan farmasi harus menunjukkan bahwa hasilnya lebih baik daripada Efek Placebo. Namun, kadangkala Efek Placebo jauh lebih ampuh dari obat yang sesungguhnya. Hal ini telah menjadi misteri yang cukup lama bagaimana tubuh kita kok bisa-bisanya terpengaruh oleh obat palsu (gadungan, Efek Placebo), namun para ilmuwan telah banyak melakukan pelitian yang semakin mendekati pemecahan misteri ini, ternyata ada sebuah gen tertentu yang bertanggung-jawab (nach lo…) pada satu tipe Efek Placebo!

Efek Placebo bekerja karena pasien-pasien (sangat) percaya bahwa mereka menerima perawatan yang sesunguhnya. Mengharapkan perawatan sama halnya dengan mengharapkan penghargaan, sebagaimana telah ditunjukkan dalam berbagai macam penelitian, dan pengharapan penghargaan tersebut telah memicu pembebasan neurotransmitter dopamine dalam otak, yang membantu mengurangi gejala-gejala sakit dan depresi kronis. Lantas bagaimana Efek Placebo untuk kondisi-kondisi lainnya?

Tomas Furmark, seorang psikolog dari Universitas Uppsala di Swedia, menduga bahwa suatu neurotransmitter yang berbeda memegang peranan penting dalam tanggap Placebo pada gejala SAD atau Social Anxiety Disorder – suatu ketakutan yang tidak wajar karena merasa dihakimi (dinilai) orang lain. Studi citra otak (gambar dibawah) menunjukka bahwa amigdala, suatu area di otak yang mengatur tanggap ketakutan, aktif secara tidak wajar pada pasien-pasien SAD. Orang sehat dengan variasi tertentu dari dua gen yang mengatur neurotransmitter serotonin memilliki lebih banyak amigdala yang aktif.

Efek yang nyata: Pasien dengan sebuah salinan gen serotonin menunjukkan aktivitas amigdala yang lebih sedikit (kiri),hal ini menunjukkan adanya penurunan kecemasan, setelah pasien dikenai perlakuan efek Placebo. (Sumber: T. Furmark et al., Journal of Neuroscience)

Berdasar hasil ini, Furmark bersama koleganya – bekerja sama dengan perusahaan farmasi GlaxoSmithKline – menjalankan percobaan terkedali-placebo terhadap 108 pasien yang telah teridentifikasi sebelumnya menderita SAD. Para sukarelawan tersebut secara acak menerima baik pengobatan serotonin baru atau pil gula selama 8 minggu. Pada awal percobaan, pasien diminta untuk mempersiapkan dan melakukan pidato di depan sejumlah orang – suatu pemicu kecemasan – selama pidato dilakukan perekaman aktivitas amigdala menggunakan tomografi emisi positron. Teknik ini membolehkan para ilmuwan untuk merekam atau memantau aliran darah – dan sekaligus aktivitas – di beberapa area otak yang berbeda. Di akhir masa perawatan, mereka juga diminta untuk melakukan pidato (lagi), sehingga para ilmuwan bisa mendeteksi apakah pola aktivitas otaknya berubah.

Bahkan gula telah cukup untuk mengatasi beberapa kasus. Dari 25 pasien yang menerima placebo, 10 dilaporkan kegelisahan-nya berkurang pada akhir kajian. (Jumlah kelompok perlakuan tidak diberitahukan karena percobaan ini maish berlangsung.) Pindaian Otak selama pidato yang kedua menunjukkan amygdala mereka menjadi kurang aktif. Analisis genetik menunjukkan bahwa delapan orang yang mendapat bantuan dari placebo memiliki versi tertentu dari sebuah gen yang mengatur produksi serotonin disebut tryptophan hydroxylase promotor-2 (TPH2). Ini adalah salah satu varian genetik yang sama terkait dengan aktivitas di amygdala orang sehat. TPH2 adalah tanda pertama genetik yang terikat pad respon placebo apapun, demikian tim melaporkan.

Mencari tanda-tanda genetik untuk efek placebo dapat menimbulkan pertanyaan tentang etika yaitu bagaimana perusahaan mendesain uji klinis, tanya Furmark. Misalnya, “dapat menjadi godaan untuk menayangkan semua individual dan … memilih hanya mereka yang nonresponsive phenotype [terhadap percobaan].”

Psikiater Helen Mayberg dari Universitas Emory di Atlanta, Georgia, yang telah mempelajari Efek Placebo pada depresi, setuju bahwa penemuan tersebut dapat berimplikasi pada rancangan penelitian. Tetapi, awalnya dibutuhkan lebih banyak riset untuk menentukan apakah tanda genetik untuk placebo berasal dari SAD dapat disamaratakan untuk penyakit lainnya dan gen-gen lain apa saja yang ikut berkontribusi terhadap fenomena tersebut, ujarnya.

Diterjemahkan bebas dari…

  • Rachel Zelkowitz, The Placebo Effecr: Not All in Your Head, ScienceNOW Daily News, 2 December 2008

Semoga bermanfaat…!