Categories
PLC/SCADA

Programmable Logic Controller and Future

The future of programmable controllers relies not only on the continuation of new product developments, but also on the integration of PLCs with other control and factory management equipment. PLCs are being incorporated, through networks, into computer-integrated manufacturing (CIM) systems, combining their power and resources with numerical controls, robots, CAD/CAM systems, personal computers, management information systems, and hierarchical computer-based systems. There is no doubt that programmable controllers will play a substantial role in the factory of the future.

New advances in PLC technology include features such as better operator interfaces, graphic user interfaces (GUIs), and more human-oriented man/machine interfaces (such as voice modules). They also include the development of interfaces that allow communication with equipment, hardware, and software that supports artificial intelligence, such as fuzzy logic I/O systems.

Software advances provide better connections between different types of equipment, using communication standards through widely used networks. New PLC instructions are developed out of the need to add intelligence to a controller. Knowledge-based and process learning–type instructions may be introduced to enhance the capabilities of a system.

The user’s concept of the flexible manufacturing system (FMS) will determine the control philosophy of the future. The future will almost certainly continue to cast programmable controllers as an important player in the factory. Control strategies will be distributed with “intelligence” instead of being centralized. Super PLCs will be used in applications requiring complex calculations, network communication, and supervision of smaller PLCs and machine controllers.

If you want to know about PLC, PLC Programming and Applications buy my books (in Indonesian) or download my free ebook (also in Indonesian).

Categories
PLC/SCADA

Sistem Kontrol Proses dan PLC

Sistem kontrol proses terdiri atas sekumpulan piranti-piranti dan peralatan-peralatan elektronik yang mampu menangani kestabilan, akurasi dan mengeliminasi transisi status yang berbahaya dalam proses produksi. Masing-masing komponen dalam sistem kontrol proses tersebut memegang peranan pentingnya masing-masing, tidak peduli ukurannya. Misalnya saja, jika sensor tidak ada atau rusak atau tidak bekerja, maka sistem kontrol proses tidak akan tahu apa yang sedang terjadi dalam proses yang sedang berjalan.

Sebuah PLC (kepanjangan dari Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logik, 0 atau 1, hidup atau mati). Pengguna membuat program (yang umumnya dinamakan diagram tangga atau ladder diagram) yang kemudian harus dijalankan oleh PLC yang bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada instrumen keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang diamati.

PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada proses pengepakan, penanganan bahan, perakitan otomatis dan lain sebagainya. Dengan kata lain, hampir semua aplikasi yang memerlukan kontrol listrik atau elektronik membutuhkan PLC.

Guna memperjelas contoh penggunaan PLC ini, misalnya diinginkan saat suatu saklar ON, akan digunakan untuk menghidupkan sebuah solenoida selama 5 detik, tidak peduli berapa lama saklar tersebut ON. Kita bisa melakukan hal ini menggunakan pewaktu atau timer. Tetapi bagaimana jika yang dibutuhkan 10 saklar dan 10 solenoida, maka kita membutuhkan 10 pewaktu. Kemudian bagaimana jika kemudian dibutuhkan informasi berapa kali masing-masing saklar dalam kondisi ON, tentu saja akan membutuhkan pencacah eksternal. Demikian seterusnya, makin lama makin kompleks.

Dengan demikian, semakin kompleks proses yang harus ditangani, semakin penting penggunaan PLC untuk mempermudah proses-proses tersebut (dan sekaligus menggantikan beberapa alat yang diperlukan). Selain itu sistem kontrol proses konvensional memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

  • Perlu kerja keras saat dilakukan pengkabelan;
  • Kesulitan saat dilakukan penggantian dan/atau perubahan;
  • Kesulitan saat dilakukan pelacakan kesalahan;
  • Saat terjadi masalah, waktu tunggu tidak menentu dan biasanya lama.

Sedangkan penggunaan kontroler PLC memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem kontrol proses konvensional, antara lain:

  • Dibandingkan dengan sistem kontrol proses konvensional, jumlah kabel yang dibutuhkan bisa berkurang hingga 80%;
  • PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan sistem kontrol proses konvesional (berbasis relai);
  • Fungsi diagnostik pada sebuah kontroler PLC membolehkan pendeteksian kesalahan yang mudah dan cepat;
  • Perubahan pada urutan operasional atau proses atau aplikasi dapat dilakukan dengan mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau penggantian program, baik melalui terminal konsol maupun komputer PC;
  • Tidak membutuhkan spare part yang banyak;
  • Lebih murah dibandingkan dengan sistem konvensional, khususnya dalam kasus penggunaan instrumen I/O yang cukup banyak dan fungsi operasional prosesnya cukup kompleks;
  • Ketahanan PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan relai auto-mekanik.

(sumber: Putra, A.E., 2004, “PLC: Konsep, Pemrograman dan Aplikasi (Omron CPM1A/CPM2A dan ZEN Programmable Relay“, CV. Gava Media – Yogyakarta

Categories
PLC/SCADA

Belajar PLC itu Mudah!

Belajar pemrograman PLC itu pada dasarnya mudah, sebagai permulaan, hal-hal yang dibutuhkan antara lain:

  • Buku PLC, rekomendasi: Putra, Agfianto Eko, 2004, PLC – Konsep, Pemrograman dan Aplikasi, Gava Media – Yogyakarta
  • Software editor dan simulasi PLC baik untuk Sysmac maupun ZEN – ada di dalam CDROM buku di atas.
  • Maupun software simulator lainnya yang biasa saya ajarkan di PELATIHAN PRIVATE DASAR PLC (silahkan hubungi 08886931260 atau agfi@ugm.ac.id)

Saya akan menjelaskan contoh-contoh aplikasi sederhana di ebook gratis yang bisa diunduh disini… monggo…!

Categories
PLC/SCADA

Apakah PLC itu?

Sebuah PLC (kepanjangan dari Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logik, 0 atau 1, hidup atau mati). Pengguna membuat program (yang umumnya dinamakan diagram tangga atau ladder diagram) yang kemudian harus dijalankan oleh PLC yang bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada instrumen keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang diamati.

PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada proses pengepakan, penanganan bahan, perakitan otomatis dan lain sebagainya. Dengan kata lain, hampir semua aplikasi yang memerlukan kontrol listrik atau elektronik membutuhkan PLC.

Dengan demikian, semakin kompleks proses yang harus ditangani, semakin penting penggunaan PLC untuk mempermudah proses-proses tersebut (dan sekaligus menggantikan beberapa alat yang diperlukan). Selain itu sistem kontrol proses konvensional memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

  • Perlu kerja keras saat dilakukan pengkabelan;
  • Kesulitan saat dilakukan penggantian dan/atau perubahan;
  • Kesulitan saat dilakukan pelacakan kesalahan;
  • Saat terjadi masalah, waktu tunggu tidak menentu dan biasanya lama.

Sedangkan penggunaan kontroler PLC memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem kontrol proses konvensional, antara lain:

  • Dibandingkan dengan sistem kontrol proses konvensional, jumlah kabel yang dibutuhkan bisa berkurang hingga 80%;
  • PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan sistem kontrol proses konvesional (berbasis relai);
  • Fungsi diagnostik pada sebuah kontroler PLC membolehkan pendeteksian kesalahan yang mudah dan cepat;
  • Perubahan pada urutan operasional atau proses atau aplikasi dapat dilakukan dengan mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau penggantian program, baik melalui terminal konsol maupun komputer PC;
  • Tidak membutuhkan spare part yang banyak;
  • Lebih murah dibandingkan dengan sistem konvensional, khususnya dalam kasus penggunaan instrumen I/O yang cukup banyak dan fungsi operasional prosesnya cukup kompleks;
  • Ketahanan PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan relai auto-mekanik.

Dapatkan informasi lengkapnya dengan mengunduh ebook gratisnya disini