Categories
Mikrokontroler

Mengenal Mikrokontroler Samsung S3C2440A

Sudah saatnya kita mulai melirik penggunaan mikroprosesor atau mikrokontroler berbasis prosesor ARM yang sudah banyak dipakai di pasaran dalam bentuk piranti-piranti genggam seperti PDA, Smartphone (iPhone, Nokia E-series) dan juga aplikasi-aplikasi lain yang membutuhkan mikrokontroler dengan unjuk kerja tinggi, berdaya rendah (low powe) serta dalam kemasan yang kecil ringkas.

Samsung S3C2440A dikembangkan menggunakan inti (core) ARM920T, sel dan memori standar CMOS 0,13um. Memiliki konsumsi daya rendah, rancangan yang sederhana, elegan dan statik penuh cocok untuk aplikasi-aplikasi yang sensitif terhadap biaya dan daya (cost- and power-sensitive applications). Selain itu, S3C2440A mengadopsi arsitektur bus yang baru yaitu Advanced Micro controller Bus Architecture atau AMBA.

Mini2440 menggunakan ARM920T
Mini2440 menggunakan ARM920T
Categories
Mikrokontroler

Bagaimana mikrokontroler bekerja?

Anda sudah tahu sendiri, begitu banyak macam mikrokontroler yang dijual di pasaran, begitu juga berbagai program yang dirancang untuk mikrokontroler-mikrokonrtoler tersebut, mereka punya kesamaan. Artinya, jika Anda belajar salah satu saja dari mikrokontroler-mikrokontroler itu dengan baik, Anda juga bisa memahami yang lainnya bahkan semuanya. Skenarionya sama…

  1. Catu daya masih OFF… mikrokontroler sudah terprogram, segala sesuatu pada tempatnya, tidak ada indikasi apa yang akan terjadi…
  2. Catu daya kemudian dihidupkan, ON! Dan segala sesuatu terjadi dalam kecepatan yang tinggi! Osilator kristal mulai bekerja, selama dilakukan persiapan awal, kapasitor2 mulai diisi, milidetik pertama mulai dijalankan;
  3. Tegangan mencapai titik penuh dan frekuensi osilator sudah stabil. Bit-bit mulai dituliskan ke register (SFR pada AT89), yang menunjukkan kondisi dari semua periferal dan semua pin-pin dikonfigurasi sebagai luaran. Segala sesuatu dalam kondisi harmonis dengan ritme pulsa dan seluruh kegiatan elektronis mulai bekerja, dalam hitungan mikro dan nanodetik;
  4. Pencacah program (PC – Program Counter) di-reset ke alamat no pada memori program. Instruksi pada alamat tersebut dikirim ke penerjemah instruksi (instruction decoder) dan segera dijalankan;
  5. Nilai PC dinaikkan sebesar 1 dan proses diulangi seperti langkah-4, sekian juta kali per detik…

Ingin belajar mikrokontroler? Mengapa tidak baca saja buku saya “Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55: Teori dan Aplikasi, Edisi 2“, Terbitan CV. Gava Media – Best Seller! (informasi lebih lanjut)

Semoga bermanfaat!

Categories
Mikrokontroler

Mikrokontroler versus Mikroprosesor

Sebuah mikrokontroler berbeda dengan sebuah mikroprosesor dalam beberapa hal. Pertama dan yang terpenting adalah fungsionalitasnya. Agar mikroprosesor dapat bekerja, masih dibutuhkan komponen lain seperti memori. Walaupun mikroprosesor dianggap sebagai piranti canggih untuk komputasi, titik kelemahannya ada pada tidak dirancangnya kemampuan komunikasi (antarmuka) dengan piranti-piranti periferal (memori, I/O da lain sebagainya) secara khusus.

Gampangnya, untuk melakukan komunikasi dengan piranti periferal, mikroprosesor membutuhkan rangkaian khusus eksternal. Intinya, mikroprosesor hanya sebagai otak-nya komputer (seperti otak dalam kepala kita, kepala, tangan, kaki merupakan hal yang lain). Ini awalnya dan hingga sampai sekarang ini, tetap seperti itu…

Gambar Mikrokontroler versus Mikroprosesor

Mikrokontroler dirancang sebagai satu kesatuan utuh gambar tersebut. Tidak memerlukan komponen-komponen eksternal seperti ditunjukkan dalam gabar untuk perancangan aplikasi, dengan demikian waktu dan biaya bisa dihemat…

Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja (hanya satu program saja yang bisa disimpan). Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar, sedangkan rutin-rutin antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar, artinya program kontrol disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan.

Ingin belajar mikrokontroler? Mengapa tidak baca saja buku saya “Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55: Teori dan Aplikasi Edisi 2“, Terbitan CV. Gava Media – Best Seller! (informasi lebih lanjut)

Semoga bermanfaat!