Categories
Mikrokontroler

Up-Down Counter menggunakan uC AT89

Sebenarnya membuat aplikasi pencacah naik-turun (up-down counter) menggunakan AT89 adalah hal yang aneh dalam dunia elektronika digital. Lho kok? La ya… lha wong tinggal pake rangkaian dengan IC TTL (seri 74LS) saja sudah bisa, kok ini pake programming mikrokontroler segala… Lha kalo untuk belajar pemrograman mikrokontroler gimana? O ya silahkan saja… itu jadi gak aneh lagi… he he he…

Categories
Mikrokontroler

RTC DS12C887: Contoh Aplikasi

Untuk memahami bagaimana menggunakan RTC DS12C887, maka artikel yang ke-3 dibahas tentang contoh aplikasi sederhana, menampilkan data detik ke serangkaian 8 LED (mewakili 8-bit) yang terhubung ke P0.

Ini program selengkapnya…

Categories
Mikrokontroler

RTC DS12C887: Register Data & Register Kontrol

DS12C887 mempunyai 14 buah register yang terdiri dari 4 Register Kontrol dan 10 Register Data. Register Data sendiri terpisah menjadi register waktu dan Register Alarm sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1. Setelah Register-register Kontrol diinisialisasi, maka data waktu ataupun alarm dapat dibaca atau ditulisi dengan cara mengakses register-register data yang bersangkutan.

Categories
Mikrokontroler

RTC DS12C887: Pendahuluan

Real Time Clock merupakan suatu chip (IC) yang memiliki fungsi sebagai penyimpan waktu dan tanggal. Artikel ini membahas sebuah IC RTC yaitu DS12C887 yang memiliki register yg dapat menyimpan data detik, menit, jam, tanggal, bulan dan tahun. RTC ini memiliki 128 lokasi RAM yang terdiri dari 15 byte untuk data waktu serta kontrol, dan 113 byte sebagai RAM umum.

Categories
Mikrokontroler

Penanganan Memori EEPROM (uC AT89S8253)

Mikrokontroler AT89S8253 dilengkapi dengan memori EEPROM sebesar 2 Kb (lumayan nich) yang bisa Anda gunakan untuk menyimpan data-data penting walaupun catu daya ke mikrokontroler dimatikan, Atmel memberikan garansi kepada Anda sekitar 100.000 kali penulisan data. Mudah digunakan karena hanya melibatkan beberapa bit kontrol.

Pengontrolan penulisan dan pembacaan data ke/dari EEPROM melalui register khusus EECON. Proses penulisan EEPROM relatif lambat (penulisan ke sebuah register bisa memakan waktu sekitar 4 milidetik), sehingga trik perangkat keras perlu dilakukan untuk meningkatkannya. Saat bit EELD dalam EECON di-set (berlogika “1”), data tidak langsung dituliskan ke EEPROM tetapi disimpan dulu di sebuah buffer sementara (memori sementara) dengan kapasitas 32 byte. Saat bit EELD ini di-nol-kan, data pertama dan seterusnya akan dituliskan secara normal (butuh 4 milidetik), artinya ke-32 byte data tersebut akan ditulis langsung ke EEPROM secara bersamaan dan hanya membutuhkan 4 milidetik BUKAN 32×4 milidetik = 128 milidetik.

Memori EEPROM ini diperlakukan seperti memori eksternal, dengan demikian instruksi khusus untuk penanganan memori tambahan (MOVX) digunakan. Bit EEMEN dalam register EECON menentukan apakah data akan dibaca/ditulis dari/ke EEPROM eksternal beneran atau EEPROM on-chip (di dalam uC).

Register EECON

Register ini berisi bit-bit kontrol untuk mengoperasikan memori EEPROM, perhatikan gambar berikut

WRTINH

Ini bit yang cuman bisa dibaca saja, saat tingkat tegangan catu daya terlalu rendah untuk operasi pemrograman EEPROM, perangkat keras secara otomatis akan me-nol-kan bit ini, artinya pemrograman EEPROM tidak dapat dilakukan atau proses pemrograman yang sedang berlangsung akan dibatalkan.

RDY/BSY

Bit ini hanya dibaca saja:

  • 0 – Sedang proses pemrograman (butuh waktu 4 milidetik).
  • 1 – Proses pemrograman sudah selesai (data dituliskan ke EEPROM).

DPS

  • 0 – Alamat untuk pemrograman atau pembacaan dari EEPROM tersimpan di register DP0H dan DP0L.
  • 1 – Alamat untuk pemrograman atau pembacaan dari EEPROM tersimpan di register DP1H dan DP1L.

EEMEN

  • 0 – Instruksi MOVX digunakan untuk mengakses memori eksternal.
  • 1 – Instruksi MOVX digunakan untuk mengakses memori EEPROM internal. Jika register alamat lebih besar dari 2KB, maka mikrokontroler akan mengakses memori eksternal.

EEMWE

Saat berlogika “1”, bit EEMWE membolehkan penulisan data ke EEPROM. Instruksi MOVX digunakan untuk penulisan/penyimpanan data. Setelah proses penulisan selesai, bit ini harus di-nol-kan secara manual dalam program.

EELD

Saat berlogika “1”, bit EELD ini membolehkan lebih dari 32 byte dituliskan bersamaan. Jika bit-nya di-set, instruksi MOVX tidak akan menginisialisasi pemrograman EEPROM, hanya sekedar menyimpan data ke buffer data dari memori EEPROM. Sebelum menuliskan data terakhir, bit ini harus di-nol-kan dan setelah instruksi MOVX, seluruh isi buffer secara otomatis dituliskan ke EEPROM selama 4 milidetik.

Categories
Mikrokontroler

Bagaimana mikrokontroler bekerja?

Anda sudah tahu sendiri, begitu banyak macam mikrokontroler yang dijual di pasaran, begitu juga berbagai program yang dirancang untuk mikrokontroler-mikrokonrtoler tersebut, mereka punya kesamaan. Artinya, jika Anda belajar salah satu saja dari mikrokontroler-mikrokontroler itu dengan baik, Anda juga bisa memahami yang lainnya bahkan semuanya. Skenarionya sama…

  1. Catu daya masih OFF… mikrokontroler sudah terprogram, segala sesuatu pada tempatnya, tidak ada indikasi apa yang akan terjadi…
  2. Catu daya kemudian dihidupkan, ON! Dan segala sesuatu terjadi dalam kecepatan yang tinggi! Osilator kristal mulai bekerja, selama dilakukan persiapan awal, kapasitor2 mulai diisi, milidetik pertama mulai dijalankan;
  3. Tegangan mencapai titik penuh dan frekuensi osilator sudah stabil. Bit-bit mulai dituliskan ke register (SFR pada AT89), yang menunjukkan kondisi dari semua periferal dan semua pin-pin dikonfigurasi sebagai luaran. Segala sesuatu dalam kondisi harmonis dengan ritme pulsa dan seluruh kegiatan elektronis mulai bekerja, dalam hitungan mikro dan nanodetik;
  4. Pencacah program (PC – Program Counter) di-reset ke alamat no pada memori program. Instruksi pada alamat tersebut dikirim ke penerjemah instruksi (instruction decoder) dan segera dijalankan;
  5. Nilai PC dinaikkan sebesar 1 dan proses diulangi seperti langkah-4, sekian juta kali per detik…

Ingin belajar mikrokontroler? Mengapa tidak baca saja buku saya “Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55: Teori dan Aplikasi, Edisi 2“, Terbitan CV. Gava Media – Best Seller! (informasi lebih lanjut)

Semoga bermanfaat!

Categories
Mikrokontroler

Mikrokontroler versus Mikroprosesor

Sebuah mikrokontroler berbeda dengan sebuah mikroprosesor dalam beberapa hal. Pertama dan yang terpenting adalah fungsionalitasnya. Agar mikroprosesor dapat bekerja, masih dibutuhkan komponen lain seperti memori. Walaupun mikroprosesor dianggap sebagai piranti canggih untuk komputasi, titik kelemahannya ada pada tidak dirancangnya kemampuan komunikasi (antarmuka) dengan piranti-piranti periferal (memori, I/O da lain sebagainya) secara khusus.

Gampangnya, untuk melakukan komunikasi dengan piranti periferal, mikroprosesor membutuhkan rangkaian khusus eksternal. Intinya, mikroprosesor hanya sebagai otak-nya komputer (seperti otak dalam kepala kita, kepala, tangan, kaki merupakan hal yang lain). Ini awalnya dan hingga sampai sekarang ini, tetap seperti itu…

Gambar Mikrokontroler versus Mikroprosesor

Mikrokontroler dirancang sebagai satu kesatuan utuh gambar tersebut. Tidak memerlukan komponen-komponen eksternal seperti ditunjukkan dalam gabar untuk perancangan aplikasi, dengan demikian waktu dan biaya bisa dihemat…

Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja (hanya satu program saja yang bisa disimpan). Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar, sedangkan rutin-rutin antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar, artinya program kontrol disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan.

Ingin belajar mikrokontroler? Mengapa tidak baca saja buku saya “Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55: Teori dan Aplikasi Edisi 2“, Terbitan CV. Gava Media – Best Seller! (informasi lebih lanjut)

Semoga bermanfaat!

Categories
Mikrokontroler

AT89: Sistem Akuisisi Data dan Pemantauan

Kebutuhan-kebutuhan…

Perangkat keras

  • AT89C51 atau AT89S51, sebagai mikrokontroler-nya;
  • LM35, sebagai sensor suhu-nya;
  • ADC0808, sebagai ADC-nya, dan
  • MAX232, sebagai konverter RS232-TTL

Perangkat Lunak

  • C-Compiler, program mikrokontroler ditulis dalam bahasa C;
  • Visual Basic 6.0, antarmuka komputer menggunakan Visual Basic 6.0

Gambar Rangkaian

Gambar Antatmuka Komputer

Listing Program & Keterangan

  • Semua bisa diunduh disini (termasuk program komputer, gbr rangkaian dan lain-lain).
  • Piranti ini merupakan sistem pemantauan dan pengendalian suhu (melalui ON/OFF pemanas).
  • Pada rangkaian mikrokontroler telah dihubungkan 4 dari maksimum 8 (atau bahkan lebih dengan modifikasi program) sensor suhu. Nilai-nilai dari semua sensor tersebut dikirim ke komputer melalui port serial (informasi mengenai aplikasi port serial bisa dibaca disini). Ini adalah tugas utama dari mikrokontroler AT89, dimana programnya ditulis dalam Bahasa C untuk mikrokontroler seri 51.
  • Program komputer, yang ditulis dalam Visual Basic 6.0, digunakan untuk menerima nilai suhu tersebut dan menampilkannya melalui komputer, sekaligus dapat menyimpan data-data tersebut ke basis data “daq.mdb” (format Microsoft Access). Kita bisa mengatur parameter-parameter misalnya set point, low limit dan high limit. Saat suhu yang terdeteksi pada suatu sensor naik di atas set point, maka pemanas yang terhubungkan (berkaitan dengan sensor yang bersangkutan) akan dimatikan (OFF), ON jika kondisi sebaliknya. High limit dan Low Limit digunakan untuk alarm, jika suhu diatas High Limit atau suhu dibawah Low Limit, maka alarm akan ON.
  • Intinya:
    • Mikrokontroler hanya mengirim data-data suhu saat diminta dan melakukan ON/OFF heater sesuai perintah dari komputer.
    • Komputer menerima data, kemudian melakukan interpretasi data (berkaitan dengan set point, low limit dan high limit) dan memberikan perintah ON/OFF pemanas ke mikrokontroler sesuai dengan interpretasi yang dihasilkan.

Sumber

  • Abbas Raza, email: jgen_17@yahoo.com

Ada komentar? Pertanyaan? Silahkan melalui form berikut atau email ke agfi@ugm.ac.id, terima kasih…

Categories
Mikrokontroler

Komunikasi serial menggunakan uC AT89

Kita tahu port serial masih digunakan hingga saat ini, walaupun beberapa peralatan komputer sudah menghilangkan port ini, namun kita masih bisa membeli (atau pinjem juga boleh, he he he) alat dan/atau perangkat lunak usb2serial, sehingga komunikasi via port serial masih tetap bisa kita lakukan.

Selain untuk kebutuhan komunikasi, port serial atau port RS232 bisa digunakan untuk kebutuhan pengontrolan, nah artikel kali ini saya akan membahas tentang rangkaian dan contoh program dalam BASIC (BASCOM51) port serial untuk kontrol lampu LED, dan tentunya bisa Anda kembangkan untuk aplikasi-aplikasi lainnya, seperti komunikasi dengan HP, sehingga bisa digunakan untuk kontrol jarak jauh dan lain sebagainya…

Baiklah, berikut ini adalah gambar rangkaian minimal yang akan kita gunakan untuk eksperimen, cukup sederhana, tapi khasiatnya… he he he…

Okey, ceritanya begini… Port serial akan kita gunakan untuk mengontrol pola hidup 8 LED yang kita hubungkan ke PORT1 dan pemantauan tombol-tekan di PORT3, perintah-perintah yang digunakan sebagai berikut:

  • 01 : menghidupkan LED di Port1.0
  • 11 : menghidupkan LED di Port1.1
  • 21 : menghidupkan LED di Port1.2
  • 31 : menghidupkan LED di Port1.3
  • 41 : menghidupkan LED di Port1.4
  • 51 : menghidupkan LED di Port1.5
  • 61 : menghidupkan LED di Port1.6
  • 71 : menghidupkan LED di Port1.7
  • 00 : mematikan LED di Port1.0
  • 10 : mematikan LED di Port1.1
  • 20 : mematikan LED di Port1.2
  • 30 : mematikan LED di Port1.3
  • 40 : mematikan LED di Port1.4
  • 50 : mematikan LED di Port1.5
  • 60 : mematikan LED di Port1.6
  • 70 : mematikan LED di Port1.7
  • id : menampilkan kalimat “Made by A.E.P 2008”
  • ba : baca status semua tombol pushbutton di P3
  • b2 : baca status tombol pushbutton di P3.2
  • b2 : baca status tombol pushbutton di P3.3
  • b2 : baca status tombol pushbutton di P3.4
  • b2 : baca status tombol pushbutton di P3.5
  • b2 : baca status tombol pushbutton di P3.6
  • b2 : baca status tombol pushbutton di P3.7

Catatan:

  • Tombol di P3.0 dan P3.1 tidak digunakan karena sebagai jalur komunikasi serial, jika tetap dibaca akan menimbulkan kesalahan atau error…

Kemudian listing program menggunakan BASIC-nya BASCOM51 sebagai berikut…

$regfile = "89c55wd.dat"     ' pustaka untuk AT89c55
$crystal = 11059200          ' gunakan kristal 12 MHz
$baud = 9600

Dim S As String * 2
Do
   Input S
   Select Case S
      Case "01" : P1.0 = 0
      Case "11" : P1.1 = 0
      Case "21" : P1.2 = 0
      Case "31" : P1.3 = 0
      Case "41" : P1.4 = 0
      Case "51" : P1.5 = 0
      Case "61" : P1.6 = 0
      Case "71" : P1.7 = 0
      Case "00" : P1.0 = 1
      Case "10" : P1.1 = 1
      Case "20" : P1.2 = 1
      Case "30" : P1.3 = 1
      Case "40" : P1.4 = 1
      Case "50" : P1.5 = 1
      Case "60" : P1.6 = 1
      Case "70" : P1.7 = 1
      Case "b2" : Print P3.2
      Case "b3" : Print P3.3
      Case "b4" : Print P3.4
      Case "b5" : Print P3.5
      Case "b6" : Print P3.6
      Case "b7" : Print P3.7
      Case "ba" : Print P3
      Case "id" : Print "Made by A.E.P 2008"
   Case Else
      Print "er"
   End Select
Loop

Keterangan:

  • Program diawali dengan pernyataan “$regfile” yang digunakan untuk mendefinisikan uC yang digunakan, dilanjutkan dengan “$crystal” yang menyatakan frekuensi kristal yang digunakan, $baud untuk menentukan kecepatan komunikasi serial dalam bit per second atau bps;
  • inti dari program ini ada dua, penerimaan data dan pemrosesan data yang diterima. Yang pertama dilakukan melalui pernyataan “Input s” (kondisi menunggu masukan dari terminal komputer – komunikasi serial) dan yang Kedua melalui pernyataan “Select Case S” hingga “End Select“;
  • Penerjemahan protokol atau aturan komunikasi melalui pernyataan “Select Case S“, misalnya untuk perintah “01” diterjemahkan sebagai “Case “01” : P1.0=1” dan seterusnya, selain itu (dengan pernyataan “else case” akan dikirimkan pesan “er”, artinya ada error atau perintah tidak dikenal;
  • Percobaan dapat dilakukan dengan menghubungkan board uC ke port serial menggunakan kabel serial bersilang, maksudnya dilakukan pasangan antara uC dan PC sebagai berikut: Gnd – Gnd, Tx(komputer) – Rx(mikrokontroler) dan Tx(komputer) – Rx(mikrokontroler);
  • Keterangan dan penjelasan lengkap mengenai komunikasi serial ini bisa Anda baca di buku saya “Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55: Teori dan Aplikasi“, Edisi 2.

Bagaimana mudah khan? kalo sudah begini, Anda bisa mengembangkan aplikasi ini untuk pembuatan program kontrol atau pemantauan menggunakan Visual Basic atau Delphi – Teknik Antarmuka PC.

Terima kasih, semoga bermanfaat… Komentar/pertanyaan silahkan…

Categories
Mikrokontroler Pembelajaran

RISC vs. CISC

Cara sederhana untuk melihat kelebihan dan kelemahan dari arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computers) adalah dengan langsung membandingkannya dengan arsitektur pendahulunya yaitu CISC (Complex Instruction Set Computers).

Perkalian Dua Bilangan dalam Memori

Pada bagian kiri terlihat sebuah struktur memori (yang disederhanakan) suatu komputer secara umum. Memori tersebut terbagi menjadi beberapa lokasi yang diberi nomor 1 (baris): 1 (kolom) hingga 6:4. Unit eksekusi bertanggung-jawab untuk semua operasi komputasi. Namun, unit eksekusi hanya beroperasi untuk data-data yang sudah disimpan ke dalam salah satu dari 6 register (A, B, C, D, E atau F). Misalnya, kita akan melakukan perkalian (product) dua angka, satu disimpan di lokasi 2:3 sedangkan lainnya di lokasi 5:2, kemudian hasil perkalian tersebut dikembalikan lagi ke lokasi 2:3.

Pendekatan CISC

Tujuan utama dari arsitektur CISC adalah melaksanakan suatu perintah cukup dengan beberapa baris bahasa mesin sedikit mungkin. Hal ini bisa tercapai dengan cara membuat perangkat keras prosesor mampu memahami dan menjalankan beberapa rangkaian operasi. Untuk tujuan contoh kita kali ini, sebuah prosesor CISC sudah dilengkapi dengan sebuah instruksi khusus, yang kita beri nama MULT. Saat dijalankan, instruksi akan membaca dua nilai dan menyimpannya ke 2 register yag berbeda, melakukan perkalian operan di unit eksekusi dan kemudian mengambalikan lagi hasilnya ke register yang benar. Jadi instruksi-nya cukup satu saja…

MULT 2:3, 5:2

MULT dalam hal ini lebih dikenal sebagai “complex instruction”, atau instruksi yang kompleks. Bekerja secara langsung melalui memori komputer dan tidak memerlukan instruksi lain seperti fungsi baca maupun menyimpan.

Satu kelebihan dari sistem ini adalah kompailer hanya menerjemahkan instruksi-instruksi bahasa tingkat-tinggi ke dalam sebuah bahasa mesin. Karena panjang kode instruksi relatif pendek, hanya sedikit saja dari RAM yang digunakan untuk menyimpan instruksi-instruksi tersebut.

Pendekatan RISC

Prosesor RISC hanya menggunakan instruksi-instruksi sederhana yang bisa dieksekusi dalam satu siklus. Dengan demikian, instruksi ‘MULT’ sebagaimana dijelaskan sebelumnya dibagi menjadi tiga instruksi yang berbeda, yaitu “LOAD”, yang digunakan untuk memindahkan data dari memori ke dalam register, “PROD”, yang digunakan untuk melakukan operasi produk (perkalian) dua operan yang berada di dalam register (bukan yang ada di memori) dan “STORE”, yang digunakan untuk memindahkan data dari register kembali ke memori. Berikut ini adalah urutan instruksi yang harus dieksekusi agar yang terjadi sama dengan instruksi “MULT” pada prosesor RISC (dalam 4 baris bahasa mesin):

LOAD A, 2:3
LOAD B, 5:2
PROD A, B
STORE 2:3, A

Awalnya memang kelihatan gak efisien iya khan? Hal ini dikarenakan semakin banyak baris instruksi, semakin banyak lokasi RAM yang dibutuhkan untuk menyimpan instruksi-instruksi tersebut. Kompailer juga harus melakukan konversi dari bahasa tingkat tinggi ke bentuk kode instruksi 4 baris tersebut.

CISC RISC
Penekanan pada
perangkat keras
Penekanan pada
perangkat lunak
Termasuk instruksi
kompleks multi-clock
Single-clock, hanya
sejumlah kecil instruksi
Memori-ke-memori:
“LOAD” dan “STORE”
saling bekerjasama
Register ke register:
“LOAD” dan “STORE”
adalah instruksi2 terpisah
Ukuran kode kecil,
kecepatan rendah
Ukuran kode besar,
kecepatan (relatif) tinggi
Transistor digunakan untuk
menyimpan instruksi2
kompleks
Transistor banyak dipakai
untuk register memori

Bagaimanapun juga, strategi pada RISC memberikan beberapa kelebihan. Karena masing-masing instruksi hanya membuthukan satu siklus detak untuk eksekusi, maka seluruh program (yang sudah dijelaskan sebelumnya) dapat dikerjakan setara dengan kecepatan dari eksekusi instruksi “MULT”. Secara perangkat keras, prosesor RISC tidak terlalu banyak membutuhkan transistor dibandingkan dengan CISC, sehingga menyisakan ruangan untuk register-register serbaguna (general purpose registers). Selain itu, karena semua instruksi dikerjakan dalam waktu yang sama (yaitu satu detak), maka dimungkinkan untuk melakukan pipelining.

Memisahkan instruksi “LOAD” dan “STORE” sesungguhnya mengurangi kerja yang harus dilakukan oleh prosesor. Pada CISC, setelah instruksi “MULT” dieksekusi, prosesor akan secara otomatis menghapus isi register, jika ada operan yang dibutuhkan lagi untuk operasi berikutnya, maka prosesor harus menyimpan-ulang data tersebut dari memori ke register. Sedangkan pada RISC, operan tetap berada dalam register hingga ada data lain yang disimpan ke dalam register yang bersangkutan.

Persamaan Unjuk-kerja (Performance)

Persamaan berikut biasa digunakan sebagai ukuran unjuk-kerja suatu komputer:

Pendekatan CISC bertujuan untuk meminimalkan jumlah instruksi per program, dengan cara mengorbankan kecepatan eksekusi sekian silus/detik. Sedangkan RISC bertolak belakang, tujuannya mengurangi jumlah siklus/detik setiap instruksi dibayar dengan bertambahnya jumlah instruksi per program.

Penghadang jalan (Roadblocks) RISC

Walaupun pemrosesan berbasis RISC memiliki beberapa kelebihan, dibutuhkan waktu kurang lebih 10 tahunan mendapatkan kedudukan di dunia komersil. Hal ini dikarenakan kurangnya dukungan perangkat lunak.

Walaupun Apple’s Power Macintosh menggunakan chip berbasis RISC dan Windows NT adalah kompatibel RISC, Windows 3.1 dan Windows 95 dirancang berdasarkan prosesor CISC. Banyak perusahaan segan untuk masuk ke dalam dunia teknologi RISC. Tanpa adanya ketertarikan komersil, pengembang prosesor RISC tidak akan mampu memproduksi chip RISC dalam jumlah besar sedemikian hingga harganya bisa kompetitif.

Kemerosotan juga disebabkan munculnya Intel, walaupun chip-chip CISC mereka semakin susah digunakan dan sulit dikembangkan, Intel memiliki sumberdaya untuk menjajagi dan melakukan berbagai macam pengembangan dan produksi prosesor-prosesor yang ampuh. Walaupun prosesor RISC lebih unggul dibanding Intel dalam beberapa area, perbedaan tersebut kurang kuat untuk mempengaruhi pembeli agar merubah teknologi yang digunakan.

Keunggulan RISC

Saat ini, hanya Intel x86 satu-satunya chip yang bertahan menggunakan arsitektur CISC. Hal ini terkait dengan adanya kemajuan teknologi komputer pada sektor lain. Harga RAM turun secara dramatis. Pada tahun 1977, DRAM ukuran 1MB berharga %5,000, sedangkan pada tahun 1994 harganya menjadi sekitar $6. Teknologi kompailer juga semakin canggih, dengan demikian RISC yang menggunakan RAM dan perkembangan perangkat lunak menjadi semakin banyak ditemukan.

Terjemahan bebas dari…